Kamis, 25 September 2014

SPEKTRUM WARNA, MELODI DAN LANGKAH KAKI


Oleh : Ninis Afinda Deviana
Seni itu indah, dan aku menyukainya, bahkan mengunyah makanan pun ada seninya, kita tak boleh bersuara saat mengunyah, kalau bahasa daerahku menyebutnya “kecapan” hehe. Sedangkan seni itu banyak jenisnya, antara lain yang aku sukai adalah, seni lukis, tari, drama, gamelan dan masih banyak lagi. Pernah melihat pelangi? Menurutku seni itu lebih indah dari MEJIKUHIBINIU, seni itu lebih agung, dan lebih elok dari pelangi, namun bukan berarti aku merendahkan penciptanya loh ya, tetaplah engaku Tuhan yang maha Esa, pencipta seluruh alam semesta yang menakjubkan ini, subhanallah. Namun seni itu indah jika kita bisa menyelaminya.
Pertama kali aku mengenal indahnya seni disaat aku baru bisa membedakan mana warna merah dan mana warna pink, yak TK. Di TK aku diajari mengenal warna, sebelum akhirnya mengenal angka dan huruf. Warna yang paling aku sukai adalah Biru, tepatnya biru yang seperti awan. Sejak aku sudah bisa membedakan warna, barulah bu guru ku mengajari aku mewarnai. Jaman TK adalah lagi musim-musimnya menggambar gunung hahaha, pasti kalian juga kan, aku juga suka menggambar gunung kemudian ada jalan di tepi gunung tersebut, lalu ada sawah-sawah membentang hijau, walau dulu aku belum yakin, apakah benar ini padi di sawah haha. Setelah melalui masa TK masuklah aku ke SD, di SD tak lepas juga dari seni, saat pertama kelas satu, aku diajari menari oleh guru seni di SD ku, aku pun saat itu sangat menyukai kebiasaan baruku, yaitu menari, namun ekstra tari itu hanya berhenti di kelas dua, karena guru di SD ku pindah tugas ke sekolah lain, iya begitulah, aku berhenti dikelas dua, pada saat itu kami baru diajari tari gandrung, dan masih bisa satu tarian saja. Lanjut ke SMP, kebetulan di SMP ada ekstra kulikuler tari, jadi aku melanjutkan hobi ku di jenjang SMP ini, lepas dari itu semua seni tetap terus mengalir dijiwaku, aseeeek ya memang begitulah rasanya. Seni itu sudah menghipnotis otak kanan ku, dan aku mengembangkan itu, dulu pas masih SD aku berhenti nari di kelas dua, lalu aku lanjut ke nyanyi, sampai-sampai pas kelas lima kalau tidak kelas empat, tau ah udah lupa udah lama banget hehe, waktu itu aku di tunjuk buat nyanyi diacara tujuh belasan di desa ku, waktu itu rasanya udah kayak jadi artis beneran hehe semua terbelalak melihat aku menyanyi, siapa yang tak kagum anak kecil udah berani nyanyi di depan orang banyak, apalagi acara tujuh belasan, hehe aku juga seneng, soalnya aku juga menyukai dunia tarik suara. Karena ibu dan ayahku tahu aku menyukai nyanyi lalu akhirnya bakatku itu dikembangkan, dengan cara aku di les kan nyanyi, waktu itu awalnya lagu keroncong, jadi aku lumayan bisa sedikit, tapi lupa liriknya, lagu yang ku ingat judulnya GENJER-GENJER , waktu itu aku tak peduli maknanya apa, yang penting aku suka menyanyi dan aku tak ambil pusing apa arti dan maknanya itu lagu, yang penting aku suka hehe. Saat les lagu keroncong ini ada sesuatu yang menarik fikiranku, diujung tempat latihan, ada bambu kecil-kecil berjajar-jajar dan dengan ukuran yang berbeda-beda, kemudian disusun menjadi satu barisan bambu, dan jika di ketuk mengeluarkan bunyi yang khas, ya benar namanya ANGKLUNG, ada yang pernah mendengar? Atau baru tahu kali ini? hehe angklung itu lah yang digunakan untuk mengiringi aku dan teman-teman menyanyi, ya musik dan lagu keroncong identik dengan angklung, namun akhir-akhir ini angklung sudah sulit dijumpai, padahal aku sangat menyukainya, nilai estetika yang dihasilkan oleh angklung itu amat tinggi, dan selain unik bunyi yang dikeluarkan pun sangat indah dan berbeda. Saat besar nanti jika sudah menjadi orang sukses, insyaallah aku akan mencarimu lagi klung.
Anak SD mulai merasakan kebosanan, bosan di keroncong, aku beralih ke dangdut sampai kelas enam, aku les lagu dangdut, tapi bukan dangdut kayak bang haji, ini lebih tepatnya ke dangdut kendang kempulan, orang Banyuwangi sih sering menyebutnya seperti itu hehe. Nah kesempatan nyanyiku ternyata kembali lagi di SMP waktu itu pas aku masih kelas satu, saat itu pada acara perpisahan kelas tiga, aku mewakili kelasku sebagai partisipant he he he, kata guru musikku di sekolah suaraku lumayan bagus, hanya perlu poles sana-sini, wahh senengnyaa. Ya begitulah, aku terus mengasah kemampuan ku, selain menyanyi aku juga tetap menari, kebetulan di SMP ada ekstra tari tradisional Banyuwangi, yaitu tari GANDRUNG, karena aku menyukai budaya, aku juga giat mengikuti ekstra, tanpa meniggalkan les nyanyi ku. Namun pada suatu hari aku tergiur untuk mengikuti ekstra PMR karena diam-diam begini cita-citaku adalah menjadi dokter, karena aku fikir PMR seperti kesehatan-kesehatan gitu jadi aku ikut PMR, dan aku meninggalkan gandrungku, saat itu padahal satu minggu lagi pentas, dan padahal aku sudah masuk tim inti, tapi yasudah, namanya saja sudah tergiur, maklum lah memang masa SMP itu masih labil-labilnya anak sekolah he he . Setelah itu vokalku dipertimbangkan lagi, tiba-tiba ada kakak kelas yang mengajak ku untuk ikut tim paduan suara, ya tentu saja aku setuju hehe. Waktu itu aku masih kelas dua, tapi ini bukan ajang perpisahan lagi, ini ajang lomba, dan benar-benar harus serius. Alhasil setelah kami berusaha sekuat tenaga, kami mendapat juara juga, walaupun bukan juara I, waktu itu kami juara III hehehe cukup bangga lah, ini tingkat kabupaten, dan yang ikut saingannya lumayan berat. Memang SMP ku dulu terkenal dengan vokalnya dan voley, SMP ku memang sering menjuarai lomba tarik suara, kakak kelas ku dulu sampai-sampai tak boleh mengikuti lomba, gara-gara dia selalu menang he he, dan sekarang dia sudah menjadi artis loh, mungkin kalian kenal, artis Banyuwangi namanya Suliyana J. Inget ya Suliyana bukan Suleyana he he, bencanda ya mbak Suliii.
Lepas dari itu semua, aku memiliki kebiasaan lain yaitu menyanyi, menari, menggambar, menulis cerita, membaca buku itulah hobiku, tak jauh-jauh dari dunia seni kan, hehe. Tapi selain itu semua, aku juga mahir lho bermain alat musik, eh bukan mahir sihh tepatnya lumayan bisa he he, terutama Gitar, keahlian ini aku peroleh dari paman ku, beliau mengajariku memetik gitar kalau tak salah sejak aku kelas enam SD. Awalnya aku kesakitan, karena senarnya kan kalau belum terbiasa saat dipegang lama-lama akan terasa sakit, apalagi saat memegang itu tak hanya dipegang, kita juga harus menekannya, karena jika senarnya kendo alias tidak kencang menekannya, saat di petik nanti senar ini tak menghasilkan bunyi yang bagus, makanya harus berusaha sekuat tenaga, walaupun sakit tapi yang membuat aku tertarik adalah suara yang merdu dari dawai-dawai tersebut. walau sakit aku tetap menekuninya, sampai hafal kunci-kunci nya C Dm G Fm tapi masih ada yang belum aku bisa yaitu kunci Mayor, soalnya tanganku tak sampek hehe. Masih soal alat musik, tangan ini juga pernah loh memegang keyboard alias piano kecil-kecilan hehe berkat keingintahuanku, ayah ibuku mau membelikanku piano kecil itu, dulu awalnya aku meminta piano itu gara-gara aku ikut tim paduan suara, soalnya dulu pas paduan suara itu yang dihafalkan bukan lirik lagunya, melainkan NOT nya, iya not piano, jadi untuk mempermudah belajar dirumah, aku mencetuskan keinginanku untuk memiliki barang ajaib itu hehe. Kemahiranku memainkan piano juga pernah diuji di SMP, yaitu sebagai pengiring lagu Indonesia raya waktu upacara bendera hari senin, bangganya diriku ini hehe. Tapi jangan sombong ya, ini masih belum apa-apa, belum jadi orang sukses.
Lulus dari SMP tercinta, aku melanjutkan ke jenjang SMA, iyalahh tentu saja masak mau nganggur dirumah hehe, lulusan SMP gini mau jadi apa kalau gak lanjut SMA kerja aja belum becus hehe. Di SMA aku menemukan suasana baru, ya aku menjumpai ekstrakulikuler yang belum pernah aku temui yaitu TEATER. Awal kelas X aku mengambil dua ekstra, serakah ya? Gapapa dong soalnya ngambil ekstra dua boleh kok, yang penting tidak berbenturan, aku mengambil Teater dan lagi-lagi tari tradisional Banyuwangi bahkan lebih dari menyukainya, aku juga menyayanginya, siahhhh alay ya hehe. Yaa bagaimanapun juga, aku masih menyukai tarian tradisional kotaku ini. aku terus bergelut di teater dan juga mencoba profesional di tari, namun memang benar kata pepatah, kita tak bisa menjalankan dua-duanya kita harus memilih salah satu, karena pada akhirnya ekstra tari dan teater berbenturan dan aku harus memlih salah satu, dan aku melepaskan tari tradisional. Karena aku ingin mencoba suasana baru, walaupun keputusanku ini disesali oleh pelatih tari di SMA yang kebetulan adalah kakak kelas ku, karena beliau berfikir sudah bisa dari SMP kenapa tidak dilanjutkan, namun mau bagaimana lagi, dan alhamdulilah naluriku benar, di teater grup kami juga sering mendapat juara, ini membuat aku tak menyesal merelakan tari dan mengambil teater, walaupun dua-duanya aku amat menyukainya. Mungkin karena dari kecil aku sudah menyukai seni makanya jiwaku ini sangat naturalis hehe, ini buka isapan jempol belaka loh teman-teman, naturalis ini aku temukan saat aku melakuakan tes potensi akademik di tempat ku les mata pelajaran, wahh memang seni itu menyenangkan.

Semua yang berkaitan dengan seni aku menyukainya, bahkan pria idaman ku adalah orang yang mampu tenggelam bersama kesenian dan budaya hehehe. Pengalaman mencicipi semua jenis kesenian membuatku sangat berkesan, tapi ada satu yang belum aku coba, yaitu musik gamelan, gamelan jawa yang sudah tersohor di mancanegara. Bahkan bule pun sangat senang memainkannya. Menurut ku semua unsur kesenian itu mengasyikkan, dan hampir semua seni membuat otak kita merasa fresh, coba kalian ingat-ingat bisakah kalian hidup tanpa musik? Jangan lupa ya musik juga bagian dari seni, secara tak langsung kita semua menyukai seni, menyukai hiburan namun cara kita mengapresiasikannya lah yang berbeda-beda. Coba lihat disekeliling kalian, apakah yang tidak dibuat dari unsur seni? Adakah? Oh ya? Jika ada apa itu? Haha tentu tak ada, bahkan Tuhan menciptakan kita dengan seni yaitu “kun fayakun” alias “abra kadabra” alias “jadilah maka jadilah” hehe tentu saja dengan seni, jika tidak bagaimana mungkin sidik jari manusia diseluruh dunia ini bisa berbeda semua, subhannallah.. J. Seperti ini lah kekagumanku kepada seni dan budaya, seperti aku mengagumi sang Esa, begitu besar dan maha dahsyatnya semua mahluk ciptaanNYA. Seperti para pelukis yang sukses membuat kagum para penikmat seni, indra visual yang terus haus akan berbagai spektrum warna, indra pendengaran yang juga membutuhkan asupan melodi yang indah. Bahkan saat kita melangkah pun, kita bisa menciptakan irama darinya, sungguh mengagumkan.

SEJARAH PENDIDIKAN DAN PELAYANAN KEBIDANAN DI NEGARA INGGRIS


TUGAS MATA KULIAH KONSEP KEBIDANAN


Kelompok IV :
·         Nila Riskiyatul F                                             (1402450022)
·         Cincin Paramek                                              (1402450023)
·         Sabrina Venny                                               (1402450024)
·         Ninis Afinda D                                               (1402450025)
·         Nining Anjar S                                               (1402450027)
·         Yulita Wulandari                                             (1402450028)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIV KEBIDANAN MALANG
TAHUN 2014


DAFTAR ISI

BAB 1. SEJARAH PENDIDIKAN KEBIDANAN DI INGGRIS...................3
BAB II. SEJARAH PELAYANAN KEBIDANAN DI INGGRIS....................7
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................11



BAB I
SEJARAH PENDIDIKAN KEBIDANAN DI INGGRIS

Kemajuan ilmu kebidanan di Perancis mempengaruhi orang-orang besar di Inggris (London). Tokoh-tokoh tersebut antara lain :
1.    William Hervey (1500-1700 M)
William Hervey disebut Bapak Kebidanan, beliau menjelaskan tentang sirkulasi darah dan mencatat tentang perkembangan embrio dan fetus dalam setiap tahap
2.    Jhon Charles Weaver (1700-1900 M)
Pertama kali menemukan tes urine pada wanita eklamasi.
3.    William Smellie (1697-1763)
·         Seorang dokter di London
·         Belajar ilmu kebidanan di Perancis dan kembali tahun 1739
·         Mengembangkan praktik kebidanan di Inggris
·         Mengubah bentuk cunam / forceps dan menulis buku tentang pemasangan cunam
·         Melakukan pertolongan persalinan pada presentasi bokong
·         Pertama kali menemukan resusitasi pada bayi asfiksia
4.    William Hunter (1718-1783)
·         Murid Smellie dan melanjutkan usaha gurunya tersebut
Pendidikan kebidanan di Inggris terdiri dari dua bagian, yaitu :
1.    Pre-regristation three year programmeldirect entry. Program ini ditujukan bagi mereka yang belum pernah mengenyam pendidikan keperawatan dasar, dengan lama pendidikan selama tiga-empat tahun. Program ini sangat diminati oleh banyak wanita muda dan dewasa karena waktunya pendek serta cukup ekonomis dari segi biaya.
2.    Pre-regristation (shortened) 18 months programme. Program ini ditunjukkan bagi mereka yang pernah mengenyam pendidikan keperawatan dasar, dengan lama pendidikan 18 bulan – 2 tahun.
Setelah tahun 1995, dibentuk pendidikan kebidanan setingkat Universitas (Degree- Bachelor), yang berasal dari SMU ditambah 3-4 tahun. Lulusan ini bisa melanjutkan ke S2 kebidanan. Sistem yang dianut ialah APEL (Acreditation Of Prior Experiental Learning). Yaitu untuk akreditasi 5X study day dalam 3 tahun yang terdiri dari sertifikat, critical analisis, reflection, evaluation, dan find evidence.
Pendidikan kebidanan di Inggris diatur oleh sejumlah undang-undang yaitu Midwives Rules, The Midwife’s Code of Practice, dan Unitet Kingdom Central Council (UKCC) for Nursing, Midwifery and Health Visitor.
          Di dalam UKCC ditekankan bahwa yang harus dimiliki oleh seorang bidan bukan hanya pendidikan kebidanan tetapi juga kemampuan menghargai latar belakang wanita (klien) karena hal tersebut dapat mempengaruhi keadaan Ibu dan bayi. Lebih jelasnya, UKCC menguraikan keterampilan yang harus dimiliki oleh Bidan, mencakup :
1.    Promosi kesehatan
2.    Pengkajian fisik
3.    Perawatan pasien
4.    Tindakan mandiri
5.    Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya
6.    Melakukan perawatan yang disarankan oleh dokter
7.    Komunikasi dengan pasien
8.    Penelitian berkelanjutan
9.    Kerjasama dalam tim
10. Bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku
11. Sadar dengan perkembangan masalah-masalah etika
12. Bertanggung jawab atas hasil kerjanya.
Tanggung jawab Bidan, mencakup :
1.    Melaksanakan kompetensi profesional
2.    Menyimpan semua catatan/ rekam medis
3.    Bertanggung jawab terhadap keluarga pasien
4.    Bertanggung jawab pada profesi
5.    Bertanggung jawab pada masyarakat
Setiap tahun pada bulan maret, Bidan mengajukan surat permohonan untuk bisa berpraktik di daerah tertentu kepada supervisor sambil memperlihatkan bukti bahwa mereka telah mengikuti up date pendidikan kebidanan terbaru. Up date pendidikan berbetuk kursus singkat yang diadakan setiap lima tahun.
Sejak April 1995, semua bidan yang akan memperbarui surat izin praktiknya harus mengikuti pendidikan berkelanjutan yang disebut PREP (Postregistration Education and Practice). Materi yang diberikan mencakup :
1.    Perkembangan teknologi
2.    Perubahan dalam masyarakat, peran pria dan wanita dalam keluarga serta masyarakat
3.    Perubahan dalam dunia kerja
4.    Perubahan dalam dunia pendidikan
5.    Perubahan dalam organisasi sumberdaya serta manajemen perawatan kesehatan
6.    Perubahan dalam perilaku kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
Selain pendidikan berkelanjutan, untuk menambah wawasannya, Bidan juga diharapkan terus membaca jurnal, laporan, penelitian dan berita terbaru mengenai perkembangan kebidanan yang akan merangsang pola pikir analitisnya.
Organisasi Profesional Kebidanan di Inggris :
1.    RCM (Royal Collage of Midwives), merupakan lembaga yan mendukung Bidan dalam upayanya meningkatkan standar perawatan bagi Ibu, bayi, dan keluarganya. Lembaga ini merupakan satu-satunya organisasi di Inggris yang berkaitan dengan Bidan. Tujuan dari RCM adalah untuk meningkatkan seni dan ilmu kebidanan serta meningkatkan standar profesionalisme. Sekretariatnya berada di London, mereka memiliki anggota sekitar 37.000 orang Bidan dan 200 cabang di pelosok negeri untuk memudahkan akses para anggotanya.
2.    ICM (International Confederation of Midwives), merupakan konfederasi Bidan dunia yang sekretariatnya berada di London. Tujuan dari ICM adalah meningkatkan standart perawatan bagi wanita, bayi, dan keluarga diseluruh dunia melalui pembangunan, pendidikan, dan penyediaan Bidan yang profesional. ICM bekerja sama dengan program Safe Motherhood  WHO. ICM mengadakan kongres setiap 3 tahun. Setiap 4 kali dalam setahun ICM menerbitkan buletin yag memudahkan Bidan mengetahiu perkembangan dan isu kebidanan diseluruh dunia.
3.    European Community Midwives Directive, merupakan aliansi Bidan se-Eropa yang berfokus pada peningkatan kualitas pelayanan kebidanan.




BAB II
SEJARAH PELAYANAN KEBIDANAN DI INGGRIS

·      Perkembangan Pelayanan Kebidanan Abad 16 dan 17
Pada awal abad ke-17, bidan banyak berasal dari Inggris yang keberadaannya merupakan bantuan dari pihak gereja sehingga penilaian orang lebih ditekankan. Seorang bidan dituntut memiliki karakter/perilaku yang baik. Bidan tersebut disumpah dan memiliki wewenang untuk mendengarkan pengakuan dosa dan melakukan pembaktisan. Kewenangan tersebut menimbulkan kontroversi karena dalam sumpahnya, seorang bidan harus bertanya dan memaksa ibu untuk mengatakan ayah sang bayi yang sebenarnya. Hal ini tentunya dianggap sebagian besar orang tidak etis. Selain itu, para bidan di daerah pedesaan seringkali dianggap sebagai penyihir, khususnya bila bayi yang dilahirkan cacat.
Terbentuknya kebidanan di Inggris di mulai pada abad pertengahan yaitu dimana seorang bidan yang dianggap dan dikutuk sebagai penyihir oleh masyarakat dan di bakar, hal ini disebabkan karena bidan dianggap ancaman bagi perawat wanita. Setelah itu pada abad 16 kebebasan bidan berada di bawah pendeta, karena pendetalah yang sangat dihormati dan ditakuti pada masa ini, pendeta dapat mengerti akan profesi dan keberadaan bidan yang sebenarnya ingin membantu masyarakat khususnya wanita, sehingga pada masa ini bidan memiliki sedikit kebebasan. Agar dapat diterima dimasyarakat bidan masih dalam pengawasan pendeta, hal ini dapat mencegah kejadian yang buruk di masa lalu tidak lagi terjadi, tentunya hal ini merupakan hal baik dan sangat membantu bidan agar dapat diterima kembali dimasyarakat.
Abad ke 17 muncul “BIDAN PRIA”, bidan pria disini bukanlah murni seorang bidan, akan tetapi merupakan seorang praktisi medis spesialisasi kelahiran anak.
·      Perkembangan Pelayanan Kebidanan Abad 18
Pada abad ke-18 merupakan titik pusatnya perkembangan dunia medis, keperawatan, serta praktik obsterti. Tapi sayangnya perkembangan ini tidak dilayani profesi kebidanan. Tidak ada sistem yang teroganisasi untuk pendidikan bagi bidan.
Abad 18 terjadi migrasi, dimana pada abad ini bidan mulai dapat menolong persalinan. Pada masa ini, tepatnya tahun 1824 Jamess Blundell dari Inggris yang menjadi orang pertama yang berhasil menangani perdarahan postpartum dengan menggunakan transfusi darah dan pada masa ini juga William Smellie dari Skotlandia mendirikan pusat pelatihan bidan wanita dan membuka klinik untuk masyarakat yang tidak mampu, pusat pelatihan bidan wanita di sini di buka agar bidan wanita dapat disamakan dengan wanita biasa yang lainnya, dimana selama ini bidan wanita kurang dipercaya dan diakui oleh masyarakat sehingga bidan wanita membutuhkan pelatihan agar benar-benar mampu diterima dan disamakan dengan wanita biasa lainnya. Seiring berjalannya waktu pada akhir abad ke 18, didirikan Rumah sakit tunggu di Inggris oleh Sir Richard pada tahun 1809 dan berkembang menjadi Rumah sakit Queen Charlotte’s yaitu tempat melatih kemampuan dokter dan bidan. Pada tahun 1880 kelompok bidan terpelajar memiliki pengesahan dalam mengatur ketrampilannya dan praktik bidan.
·      Perkembangan Pelayanan Kebidanan Abad 19
Buku tentang praktek kebidanan diterbitkan pada 1902 di Inggris dan dirancang untuk melindungi masyarakat dari praktisi yang tidak mempunyai kualifikasi pada saat itu sebagian besar penolong persalinan buta huruf bekerja sendiri, menerima bayaran untuk pelayanan yang mereka berikan pada wanita meskipun promosi praktek kebidanan yag mempunyai kualifikasi meningkat dari 30% pada tahun 1905 menjadi 74% pada tahun 1915, banyak wanita yang menyukai paraji. Hal ini karena paraji lebih murah, mengikuti tradisi lokal dan memberikan dukungan domestik.
Pada tahun ini juga terbentuklah perjanjian bidan yang mana meletakkan kebidanan di bawah pengendalian Privy Council atau pengawas praktik kebidanan local yang mengatur sertifikasi bidan, pelatihan bidan, membuat peraturan jika bidan melakukan kesalahan, dan mengangkat otoritas pengawas local. Tahun 1910 bidan yang tidak bersertifikat tidak diperbolehkan praktek kecuali di bawah pengawasan medis, hal ini guna mencegah terjadinya kesalahan dalam memberikan pelayanan kebidanan. Pada tahun ini juga diadakan kursus guru bidan.
          Selama tahun 1920, hanya 50-60% wanita ditolong oleh seorang bidan dalam persalinannya, tetapi dalam kegawatdaruratan bidan harus memanggil dokter. Pelayanan dipusatkan pada persalinan dan nifas sedangkan pelayanan antenatal mulai dipromosikan pada tahun 1935.
          Bidan mandiri terancam oleh klinik lokal dan peningkatan persalinan di rumah sakit. Pada tahun 1930 perawat juga terdaftar memasuki kebidanan karena dari 1916 mereka dapat mengikuti kursus kilat kebidanan. Hal ini mengakibatkan penurunan status dan kekuatan bidan karena perawat disosialisasikan untuk menangani keadaan patologis daripada keadaan fisiologis.
          Tahun 1959 pemerintah Inggris menetapkan 70% persalinan harus di Rumah sakit dan persalinan 100% di Rumah sakit diterapkan sejak tahun 1970. Selama tahun 1980 bidan di Inggris memulai berusaha mendapatkan otonomi yang lebih dan meningkatkan sistem melalui penelitian tentang alternatif pola perawatan. Dengan persalinan alternatif bidan mulai mengembangkan praktek secara mandiri. Selama pertengahan 1980 kira-kiira ada 10 bidan praktek secara mandiri di Inggris. Pada tahun 1990 ada 32 bidan mandiri dan pada 1994 angka perkiraan dari bidan mandiri adalah 100 orang denga 80 orang diantaranya terdaftar dalam asosiasi bidan mandiri (Independen Midwives Assosiation).
          Karena pengaruh terjadinya medikalisasi, maka wanita mulai menuntut hak pada proses persalinan yang normal (natural child birth). Kebutuhan bidan semakin meningkat, dan mereka bangkit untuk menuntut hak-haknya. Pelayanan yang diberikan bersifat women oriented (berpusat pada wanita). Inilah awal terbentuknya otonomi bidan atau bidan yang mandiri tanpa ada pengaruh dari obstetrician dan perawat. Pelayanan kebidanan di Inggris berkembang pesat, sejak ditemukannya berbagai penemuan-penemuan baru dalam pelayanan kebidanan.
Di Inggris, tahun 1899 mulai disediakan tempat perawatan wanita hamil di The Royal Maternity Hospital. Dalam hal ini dokter sangat berjasa menganjurkan diadakannya pro-maternity hospital untuk wanita hamil yag memerlukan perawatan ialah Dr.Ballentyne. Angka kematian menurun dari 44,2 per 10.000 kelahiran (1928) menjadi 2,5 per 10.000 kelahiran (1970). Perkembangan ini terlihat pulla pada semua negara-negara maju; umumnya angka kematian maternal kini di negara-negara itu berkisar antara 1,5 dan 3,0 per 10.000 kelahiran hidup.
Sampai saat ini, di Inggris terdapat 105.723 orang Bidan yag terdiri dari 112 pria dan 105.611 wanita. Para Bidan tersebut bekerja diberbagai macam institusi : 31.496 Bidan bekerja di Rumah Sakit NHS (National Health Services) dan/atau komunitas, 2.363 Bidan dipekerjakan oleh perserikatan Bidan, 804 Bidan bekerja sebagai tenaga pengajar kebidanan, 301 Bidan dipekerjakan oleh sebuah agensi, 106 Bidan di institusi swasta, 100 Bidan bekerja sendiri dalam praktik swasta. Jumlah keseluruhannya lebih dari yang terdaftar berpraktik, karena banyak Bidan yang menjalankan lebih dari satu jenis praktik.
Praktik mandiri telah diperkenalkan, dengan alasan:
·      Adanya penolakan medikalisasi
·      Ketidakmampuan menyediakan perawatan yang memuaskan dalam National Health Service
·      Pertolongan persalinan di rumah (Home Birth) sebagai pilihan ibu






DAFTAR PUSTAKA
Soepardan, Suryani.2008.Konsep Kebidanan.Jakarta : EGC
Estiwidani, Dwana dkk.2008.Konsep Kebidanan.Yogyakarta : Fitramaya
Asrinah, dkk.2010.Konsep Kebidanana.Banjarnegara : Graha Ilmu
Heryani, Reni.2011.Buku Ajar Konsep Kebidanan.Jakarta : TIM
Salmiati, dkk. 2011. Konsep Kebidanan Manajemen & Standar Pelayanan.Jakarta : EGC
Midcare.blogspot.com/2012/02/perkembangan-pelayanan-kebidanan-di.html?m=1
Yueztie.wordpress.com/2013/10/27/makalah-sejarah-pendidikan-bidan/

Sitibarokahmidwife.blogspot.com/2013/12/normal-0-false-false-false-in-x-none-x_15.html?m=1

MAKALAH BIOLOGI REPRODUKSI HEREDITAS MAMIRE

MAKALAH
BIOLOGI REPRODUKSI
HEREDITAS MAMIRE



Kelompok 2 :
Brillian Anggraini A. (1402450014)
Yusrin Nadzifah (1402450015)
Desinta Yuniarti (1402450016)
Dyandra Permatasari P. (1402450017)
Arinda Mutiara M. (1402450018)
Vega Desiana (1402450021)
Nila Riskiyatul F (1402450022)
Cincin Paramek (1402450023)
Sabrina Venny (1402450024)
Ninis Afinda D (1402450025)

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN MALANG
TAHUN 2014

BAB I
Dalam tahun 1869 seorang ahli ilmu kimia berkebangsaan Jerman Friedrich Miescher menyelidiki susunan kimia dari nukleus sel. Ia mengetahui bahwa nukleus sel terdiri dari karbohidrat, protein maupun lemak, melainkan terdiri dari zat yang mempunyai pengandungan fosfor sangat tinggi. Oleh karena zat yang terdapat di dalam nucleus sel, maka zat itu disebut nuklein. Nama ini kemudian dirubah menjadi asam nukleat, karena asam ikut menyusunnya.
DNA
DNA (deoxyribonucleic acid) adalah untaian asam nukleat yang menyandi kode genetik makhluk hidup. Bagian terbesar dari DNA terdapat di dalam kromosom yang ada di inti sel. Asam nukleat tersusun atas nukleotida, yang bila terurai terdiri dari gula, pospat dan basa yang mengandung nitrogen. Karena banyakanya nukleotida yang menyusun molekul DNA, maka molekul DNA merupakan polinukeotida.
Gula. Molekul gula yang menyusun DNA adalah sebuah pentose, yaitu deoksiribosa.
Pospat. Molekul pospatnya berupa PO4
Basa. Basanitrogen yang menyusun molekul DNA dibedakan atas:
Kelompok pirimidin, yang dibedakan atas basa Sitosin dan Timin.
Kelompok purin, yang dibedakan atas basa Adenin dan Guanin.
Dalam tahun 1953 Watson dan Crick bahwa kebanyakan molekul DNA mempunyai bentuk sebagai pita spiral dobel yang saling berpilin (double helix). Deretan gula deoksiribosadan pospat menyusun pita spiral dan merupakan tulang punggung (back-bone) dari molekul DNA. Basa nitrogen berhubungan dengna gula.
Selanjutnya Watson dan Crick berpendapat bahwa struktur “double helix” hanya dapat stabil, apabila basa adenine dari satu pita berpasangan dengan basa timin dari pita pasangannya. Pasangan adenin dan timin dihubungkan oleh 2 atom H, pasangan sitosin dan guanin oleh 3 atom H.
REPLIKASI DNA
DNA pada umumnya terdapat di dalam kromosom dan kromosom terdapat di dalam inti sel. Seperti diketahui sel yang membelah selalu didahului oleh pembalahan inti sel. Berarti kromosom itu membelah, demikian pula molekul DNA.
Watson dan Crick mengetahui, bahwa sekali ururtan nukleotida terbentuk pada salah satu pitadari double helix, akak urutan nukeoltidapadapita pita komplementernya dapat diketahui. Misalnya saja salah satu pita dari double helix terbaca sebagai 5’ …SAATASTAGA… 3’ maka pita pasangannya terbaca sebagai 3’ …GTTATGATST… 5’ . Oleh karena itu Watson dan Crick berpendapat bahwa apabila dua pita dari double helix tertentu melalui suatu proses dapat dilepas berpilinnya dan kemudian dibiarkan dalam larutan yang mengandung nukelotida, maka tiap pita tadi dapat membentuk pita polinukleotida baru. Proses berlipatgandanya molekul DNA dinamakan replikasi DNA.
Berdasarkan pengamatan beberapa ahli dikenal beberapa hipotesa mengenai replikasi DNA, yaitu:
Secara semikonservatif. Double helix dari molekul DNA yang lama membuka dengan perantaraan enzim, kemudian disamping tiap pita lama dibentuk pita DNA baru. Cara ini sesuai dengan pendapat Watson dan Crick.
Secara konservatif. Molekul DNA yang lama tetap, artinya double helix tidak membuka. Di samping molekul DNA yang lama dibentuk molekul DNA baru.
Secara dispersive. Molekul DNA putus menjadi beberapa bagian dan untuk potongan-potongan itu dibentuk DNA baru.
RNA
Di samping DNA, kebanyakan sel-sel berinti tidak sejati (prokaryotik) maupun yang berinti sejati (eukaryotik) memiliki asam nukelat lain yang sangat penting pula, yang dinamakan asam ribonukleat (ribonukleat acid). Virus (seperti mozaik tembakau dan virus influenza) tidak emmiliki DNA, melainkan hanya RNA saja. Pada makhluk-makhluk ini RNA-lah merupakan molekul genetik keseluruhannya dan membawa segala pertanggung jawab seperti yang dimiliki DNA. Karena itu RNA demikian itu sering disebut juga RNA genetik, sedangkan di dalam sel biasa disebut RNA non-genetik.
RNA berbeda dari DNA dalam beberapa hal:
Mengenai ukuran dan bentuk.
Pada umumnya molekul RNA lebih pendek daripada DNA. DNA berbentuk double helix, tetapi RNA berbentuk pita tunggal (single strand).
Mengenai susunan kimia.
Molekul RNA juga merupakan polimer nukleotida. Perbedaannya dengan DNA ialah:
Gula yang menyusunnya bukan deoksiribosa, melainkan ribose.
Basa Pirimidin yang penyusunnya bukan timin, melainkan urasil.
Mengenai lokasinya
DNA umumnya terdapat di dalam kromosom. Terdapatnya RNA tergantung dari macamnya, yaitu:
ARNd (messenger RNA atau mRNA), terdapat di dalam nukleus. RNAd dicetak oleh salah satu pita DNA yang berlangsung di dalam nukelus.
ARNp (transfer RNA atau RNAt) terdapat di dalam sitoplasma. Molekul RNAt mempunyai bentuk seperti daun semanggi. Oleh Holley yang menemukannya dalam tahun 1965 dikatakan bahwa pada beberapa bagian, basa-basa memperlihatkan pasangan tetapi tidak membentuk double helix seperti pada molekul DNA.
ARNribosom (RNAr), terdapat dalam ribosom. Molekulnya berupa pita tunggal, tidak bercabang dan mempunyai bagian, di mana basa-basa komplementernya membentuk pasangan-pasangan tetapi tidak berupa double helix.
Mengenai fungsinya
DNA berfungsi member informasi/keterangan genetik, sedang fungsi RNA tergantung dari macamnya, yaitu:
RNAd bertugas menerima informasi/keterangan genetik dari DNA. Proses ini dinamakan transkripsi dan berlangsung di inti sel.
RNAt bertugas mengikat asam amino yang terdapat dalam sitoplasma dan membawanya ke ribosom. Di sinilah berlangsung perubahan informasi genetik yang dinyatakan oleh urutan basa dari RNAd ke urutan asam amino dalam protein yang dibentuk. Proses ini dinamakan translasi.
RNAr, terdapat dalam ribosom yang bertugas mensintesa protein dngan menggunakan bahan asam amino. Proses ini berlangsung di dalam ribosom dan hasl akhir berupa polipeptida.

SINTESIS PROTEIN

Ada banyak tahapan antara ekspresi genotip ke fenotip. Gen-gen tidak dapat langsung begitu saja menghasilkan fenotip-fenotip tertentu misalnya warna mata hijau, bentuk biji yang lonjong, atau celah pada dagu. Fenotip suatu individu di tentukan oleh aktifitas enzim (protein fungsional). Enzim yang berbeda akan menimbulkan fenotip yang berbeda. Perbedaan satu enzim dengan enzim lainnya di tentukan oleh jumlah jenis an susunan asam amino penyusun protein enzim. Pembentuk asam amino tersebut ditentukan oleh gen atau DNA.
Eksprei gen merupakan proses dimana informasi yang dikode di dalam gen diterjemahkan menjadi urutan asam amino selama sintesis protein. Dokma sentra mengenai ekspresi gen, yaitu DNA yang membawa informasi genetik di transkripsi menjadi RNA, dan RNA di terjemahkan menjadi poli peptida. Selama ekspresi gen informasi genetik di transfer secara akurat dengan DNA melalui RNA untuk menghasilkan poli peptida dengan urutan asam amino yang spesifik.
Ekspresi gen merupakan sintesis protein yang terdiri dari dua tahap. Tahap pertama, urutan rantai nukleotida template (cetakan) dari suatu DNA untai ganda di salin untuk menghasilkan satu rantai molekul RNA. Proses ini disebut transkripsi dan berangsung dalam inti sel. Tahap kedua merupakan sintesis poli peptida dengan urutan spesifik berdasarkan ranai RNA yang dibuat pada tahapan pertama. Proses ini disebut Translasi. Proses tersebut membuutuhhkan pengikatan dan pergerakan ribosom di sitoplasma pada sepanjang rantai RNA untuk menterjemahkan urutan nukleutida rantai RNA tersebut menjadi urutan asam amino untu membentuk rantai polipeptida. Pada proses ini digunakan istilah penerjemahan karena bahasa pada nukleutida RNA diterjemahkan menjadi bahasa baru, yaitu bahasa asam amino suatu protein.

Transkripsi

Transkripsi merupakan sintesis RNA dari alah satu rantai DNA, yaitu rantai cetakan atau sense, sadangkan rantai DNA komplemen nya isebut rantai anti sense. Rentangan DNA yang di transkripsi menjadi molekul RNA disebt unit transkripsi. RNA dihasilkan dari aktifitas enzim RNA polimerase. Enzim RNA polimerase membuka pilinan kedua rantai DNA hingga terpisah dan merangkaikan nukleutida RNA. Enzim RNA polimerase merangkai nukleutida-nukleutida RNA dari arah 5' 3', saat terjadi perpasangan basa di sepanjang cetakan DNA. Urutan nukleutida spesifik di sepanjang cetakan DNA menandai dimana transkripsi suatu gen dimulai dan diakhiri.
Transkripsi terdiri dari tiga tahap, yaitu inisiasi (permulaan), elongasi (pemanjangan) dan terminasi (pengahiran) rantai RNA. Transkripsi mensintesis baik RNAd, RNAt, maupun RNAr. Namun hanya basa nitrogen yang terdapat pada RNAd saja yang nantinya diterjemahkan menjadi asam amino (protein).

Inisiasi
Daerah DNA dimana RNA polimerasi melekat dan mengawali transkripsi disebur sebagai promoter. Suatu promoter mancakup titik awal (start point) transkripi (nukleutida dimana sistesis RNA sebenarnya dimualai) dan bisanya membentang beberapa pasangan nukleutida didepan titik awal tersebut. Selain menentukan dimana transkripsi dimulai, promoter juga menentukan yang mana dari kedua untai heliks DNA yang digunakan sebagai cetakan.

Elongasi
Pada saat RNA bergera disepanjang DNA, pilinan heliks anda DNA tersebut teruka secara berurutan kira-kira 10 hingga 20 basa DNA sekaligus. Enzim RNA polimerase menambahkan Nukleutida ke ujung 3' dari molekul RNA yang sedang tumbuh disepanjang heliks ganda tersebut. Setelah sintesis RNA berlangsung, DNA heliks ganda membenuk kembali dan molekul RNA baru akan lepas dari cetakan DNAnya. Transkripsi berlanjut pada laju kira-kira 60 nukleotida per detik pada sel eukaryotik.

Terminasi
Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA yang disebut terminator. Terminator merupakan suatu urutan DNA yang berfungsi menghentikan proses transkripsi. Terdapat beberapa mekanisme yang berbeda untuk terminasi transkripsi, yang perinciannya sebenarnya masih kurang jelas. Pada sel prokaryotik, transkripsi biasanya berhenti tepat pada saat RNA polimerase mencapai titik terminasi. Sebaliknya, pada sel eukaryotik, RNA polimerase terus melewati titik terminasi. Pada titik yang lebih jauh kira-kira 10 hingga 35 nukleotida, RNA yang telah terbentuk terlepas dari enzim tersebut.

Translasi
Dalam proses translasi, sel menginterpretasikan suatu kode genetik menjadi protein yang sesuai. Kode genetik tersebut berupa serangkaian kodon di sepanjang molekul RNAd, interpretasinya adalah RNAt. RNAt mentransfer asam amino-asam amino dari "kolam" asam amino di sitoplasma ke ribosom.
Molekul molekul RNAt tidak semuanya identik. Molekul RNAt membawa asam amino spesifik pada salah satu ujungnya yang sesuai dengan triplet nukleotida pada ujung RNAt lainnya yang disebut anti kodon. Misalnya, kodon RNAd UUU yang di translasi sebagai asam amino fenilalanin. RNAt pembawa fenilalanin memiliki antikodon AAA yang komplemen terhadap UUU agar terjadireaksi penambahan (transfer) fenilalanin pada rantai polipeptida sebelumnya.
Asosiasi kodon dan antikodon sebenarnya merupakan bagian kedua dari dua tahap pengenalan yang dibutuhkan untuk translasi suatu pesan genetik yang akurat. Asosiasi ini harus didahului oleh pelekatan yang benar antara RNAt dengan asam amino. RNAt yang mengikatkan diri pada kodon RNAd harus membawa hanya asam amino yang tepat ke ribosom. Tiap asam amino digabungkan dengan RNAt yang sesuai oleh suatu enzim spesifiik yang disebut aminoasil-RNAt sintetase.
Ribosom memudahkan pelekatan yang spesifik antara antikodon RNAt dengan kodon RNAd selama sintesis protein. Sebuah riosom dapat dilihat melalui mikroskop elektron, tersusun dari dua subunit, yaitu subunit besar dan subunit kecil. Subunit ribosom dibangun oleh protein-protein dan molekul-molekul RNAr.
Kita dapat membagi translasi menjadi tiga tahap (sama seperti pada transkripsi) yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi. Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang membantu RNAd, RNAt, dan ribosom selama proses translasi. Inisiasi dan elongasi rantai polipeptida juga membutuhkan sejumlah energi. Energi ini disediakan oleh GTP (Guanosin Tri Phosphat), suatu molekul yang mirip dengan ATP.

Inisiasi
Tahap inisiasi dari translasi terjadi dengan adanya RNAd, sebuah RNAt yang memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua subunit ribosom. Pertama, subunit ribosom kecil mengikatkan diri pada RNAd dan RNAt inisiator. Subunit ribosom kecil melakat pada tempat tertentu diujung 5' dari RNAd. Didekat tempat pelekatan ribosom subunit kecil pada RNAd terdapat kodon inisiasi AUG, yang memberikan signal dimulainya proses translasi. RNAt nisiator, yang membawa asam amino metionin, melekat pada kodon nisiasi AUG.
Olehkarenanya, persyaratan inisiasi adalah kodon RNAd yang harus mengandung triplet AUG dan terdapat RNAt inisiator berisi antikodon UAC yang membawa metionin. Jadi pada setiap proses translasi, metionin selalu menjadi asam amino awal yang diingat. Triplet AUG dikatakan sebagai start codon karena berfungsi sebagai kodon awal translasi.

Elongasi
Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino-asam amino berikutnya ditambahkan satu per satu pada asam amino pertama (metionin). Kodon RNAd pada ribosom membentuk ikatan hidrogen engan antikodon molekul RNAt yang komplemen dengannya. Molekul RNAr dari subunit ribosom besar berfungsi sebagai enzim, yaitu mengkatalisis pembentuk ikatan peptida yang menggabungkan polipeptida yang memanjang ke asam amino yang baru tiba. Pada tahap ini, polipeptida memisahkan diri dari RNAt tempat melekatnya semula, dan asam amino pada ujung karboksilnya berikatan dengan asam amino yang dibawa oleh RNAt yang baru masuk.
Saat RNAd berpisah tempat, antikodonnya tetap berikatan dengan kodon RNAt. RNAd bergerak bersama-sama dengan antikodon ini dan bergeser ke kodon berikutnya yang akan ditranslasi. Sementara itu, RNAt sekarang tanpa asam amino karena telah diikatkan pada polipeptida yang sedang memanjang. Selanjutnya RNAt keluar dari ribosom. Langkah ini membutuhkan energi yang disediakan oleh hidrolisis GTP.
RNAd bergerak melalui ribosom kesatu arah saja, mulai dari ujung 5'. Hal inii sama dengan ribosom yangg bergerak 5' menuju 3' pada RNAd. Hal yang penting disini adalah ribosom dan RNAd bergerak relatif satu sama lain, dengan arah yang sama, kodon demi kodon. Siklus elongasi menghabiskan waktu kurang dari 1/10 detik dan terus berlangsung hinga rantai polipeptidanya lengkap.

Terminasi
Tahap akhir translasi adalah terminasi. Elongasi berlanjut hingga ribosom mencapai kodon stop. Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG atau UGA. Kodon stop tidak mengkode suatu asam amino melainkan bertindak sebagai signal untuk menghentikan translasi.





BAB II
Pertanyaan : Oleh Febriani
Bagaimanakah perbedaan fungsi DNA dan Rna dalam proses sintesis protein?

Jawaban : Oleh Ninis Afinda
DNA berfungsi untuk memberikan informasi genetik / keterangan genetik, sedangkan fungsi RNA tergantung dari macamnya, yaitu :
RNA d, menerima informasi genetik dari DNA, prosesnya dinamakan transkripsi, dan berlangsung di dalam inti sel.
RNA t mengikat asam amino yang ada di sitoplasma, dan juga mensintesis protein dengan menggunakan bahan asam amino proses ini berlangsung di ribosom dan hasil akhir berupa polipeptida.


Pertanyaan : Oleh Nila Maya
Bagaimana cara mensintesis protein dan cara menentukan kodonnya?

Jawaban : Oleh Ninis Afinda
Proses sintesis protein berawal dari DNA yang membentuk RNA d (RNA duta) proses tersebut dinamakan Transkripsi :
ASG TSA GSG
TGS AGT SGS
ASG TSA GSG adalah DNA anti sense (proses replikasi) sedangkan basa TGS AGT SGS adalah DNA sense (pencetak) setelah itu akan terjadi Transkripsi :

ASG TSA GSG DNA Anti Sense
TGS AGT SGS Sense
Transkripsi di dalam proses Transkripsi basa Timin (T) diganti dengan Urasil (U)
ASG USA GSG RNA d

Translasi
UGS AGU SGS kemudian RNA t membawa hasil Translasi ini ke ribosom, untuk disatukan dengan asam amino yang pas dengan kodon tersebut.
CYC SER ARG ASAM AMINO yang telah dibawa oleh RNA t
UGS AUG SGS KODON
Jadi triplet basa nitogen DNA diterjemahkan melalui basa nitrogen RNA yang dikenal dengan sebutan KODON.
Pertanyaan : oleh Anis Masruroh
Mungkinkah saat terminasi pada sintesis protein RNA polimerase tidak terlepas dari DNA?
Jawaban : oleh Arinda Mutiara M.
Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA yang disebut terminator. Enzim polimerasi membuka pilinan kedua rantai DNA hingga terpisah dan merangkaikan nukleotida RNA.
Terminator yang ditranskripsi merupakan suatu urutan RNA yang berfungsi sebagai sinyal terminasi yang sesungguhnya. Pada sel prokariotik, transkripsi biasanya berhenti tepat pada akhir sinyal terminasi; yaitu, polimerase mencapai titik terminasi sambil melepas RNA dan DNA. Sebaliknya, pada sel eukariotik polimerase terus melewati sinyal terminasi, suatu urutan AAUAAA di dalam mRNA. Pada titik yang lebih jauh kira-kira 10 hingga 35 nukleotida, mRNA ini dipotong hingga terlepas dari enzim tersebut. Jadi, saat terminasi berlangsung tidak mungkin terjadi jika RNA polimerase tidak terlepas dari DNA.

Pertanyaan : oleh Fajri Diyah Maulani
Siapakah yang berperan menurunkan kecerdasan pada anak dan bagaimana kecerdasan itu diturunkan?
Jawaban : oleh Brillian Anggraini Ashil
Mempunyai kecerdasan yang bagus, berhubungan sekali dengan memiliki otak yang optimal. Otak dikatakan berfungsi optimal jika memiliki kemampuan berfikir kreativ dan innovative pada saat yang tepat.
Faktor yang mempengaruhi tingkat kecerdasan : faktor genetik, asupan gizi, rangsangan luar.
Kecerdasan anak mungkin sangat dipengaruhi oleh kecerdasan seorang “ibu”, karena saat terjadi fertilisasi yaitu pertemuan, peleburan, persenyawaan antara sel sperma dan sel telur yang akan menghasilkan zigot, Ovum merupakan sel gemet yang terdiri inti sel dan sitoplasma lengkap dengan organel-organel yang akan berperan dalam proses pembelahan dan perbanyakan sel. Sperma : sel gamet yang terdiri atas kepala dengan inti sel dan ekor yang mengandung mitokondria sbg energi bagi pergerakan sperma. Sperma yang mengandung mitokondria akan dilepas, sedangkan sitoplasma dan organel –organel sel berasal dari organel sel ovum. Inti zigot : gabungan antara inti sperma dan ovum. Dari penjelasan ini dapat dketahui bahwa prosentase ovum lebih besar dari pada sperma dalam aktivitas pembelahan sel selanjutnya. Disinilah peran ibu dalam menentukan keceradasan anak.